Cinta tidak hadir lewat sebuah arti,
ia rumit artikulasi dan membawa candu
untuk dibahasakan lagi dan lagi
menuntut metafora dan kiasan
dalam makna katanya
ataupun tindakan
Cinta mewakilkan
kelemahan sekaligus kekuatan
kebodohan juga kecerdasan
kemunafikan dan kejujuran
Cinta yang lupa kehakikiannya
memicu hasrat pura-pura
serta puja-puja
lalu kita tenggelam ke dalam
citra, nuansa,
buta
belaka
Cinta yang tak dijaga keterdesakannya
mengundang kebanalan
kesederhanaan yang rapuh
yang mendambakan kemegahan
tak mampu menahan teriakan
yang paling sunyi
terutama hari ini
tatkala manusia hidup dengan layar-layar
yang memenjarakan kemanusiaan
Cinta pun menjadi alasan kita
untuk ingin terus didengarkan
dan diperbincangkan
Sebuah hubungan pun adalah dalih
demi aktualisasi kedirian,
melupakan ia.
Cinta yang demikian
menyebabkan kita
sukar melihat
bahwa hidup adalah ilalang
ditebang, tumbuh lagi
ditebang, tumbuh lagi
ditebang, tumbuh lagi
ditebang, tumbuh lagi
ditebang, tumbuh lagi
ditebang, tumbuh lagi
ditebang, tumbuh lagi
Dunia penuh keindahan
yang lantas kita salahkan
hanya karena ia enggan
menunjukkan angan-angan
Manshur Zikri
Jakarta, 26 Desember 2017