kubaru saja kelar berbincang dengan si mungil
yang dulu berkata saja bisa menggigil
kini mulai menapak dari hal kecil
mulai mengenal apa yang subtil
sedikit petuahku justru menampar
raga dan mulutku yang penuh koar
ingat diri sedang terdampar
di sebuah pantai di awal fajar
sedangkan senja jauh berpendar
sejenak badan terkesiap
aku sudah hilang harap
langkah tak lagi riang berderap
lelah indra terus menatap
sedikit-sedikit lantas meratap
keindahannya sporadis
kadang manis kadang sinis
semakin lama kau semakin miris
tapi kita lupa cara tangis
peluki luka yang terus mengikis
apa perlu kita hentikan tanya
dengan tanya,
yang lebih nyata?
paling tidak,
satu hal terkuak
apa yang kalah telak
pada hati yang remuk retak
dan satu sisi,
manusia selalu ingin menyerah
sisi lain, manusia terus bergairah
mungkin saatnyalah berserah
kalau memang dilarang pasrah
sedikit usaha, mimpi mulai mencercah
berbijaklah…
bahwa kata-kata yang melontarkan dirinya
menjadi suara-suara ke hadapan kita
hanyalah cerminan cara
para pujangga lama
berbicara dengan kita.
Manshur Zikri
Jakarta, 2 Januari 2018