ada yang bisa matang dalam semalam
adalah pisang yang panjangnya
tak lebih dari satu hastamu,
yang kubeli tadi siang tatkala aku menyela waktu
sebelum kami makan siang
rusa yang kubawa pergi dari kerumunan para penampil,
nyatanya,
tidak pernah suka pisang,
begitu pula dengan pisang-pisang
yang panjangnya tak lebih dari hastamu.
tapi suara-suara dari layar supraantropologis
mengabarkan bahwa sumber panganmu bisa dipacu
dari pisang-pisang itu.
kau tahu,
baru kusadari betapa kiwi juga nikmat
ketika Mbah Nindit—begitu kau akan memanggilnya, nanti?
—membawakanku satu kotak:
kiwi yang sudah dikupas.
Satu malam sebelum ari-arimu dipenggal,
kutelan buah-buah hijau nan asam itu
di saat dengkur ibumu menyala gugup
di balik tirai hijau yang tinggi, di sela-sela selang
di kala dengkurmu dan dengkur ibumu
pagi hari esoknya telah menyatu,
kusergap sendiri waktuku
untuk kisahkan kalian berdua
lewat surat-surat legal
baru kemudian aku sadar:
syair-syair Sumatera sudah berkumandang
lewat daging yang nyata.
Manshur Zikri
Yogyakarta, 14 Oktober 2020