Di seberang sana juga ada yang lahir dalam konstelasi para penimba air
sehari-harinya, ia membaca gelagat orang-orang
dari cara yang mistis hingga teknologis
tapi, tafsir-tafsirnya menghambat perjalanannya sendiri
hingga ia terhenti hanya pada
catatan lapangan saja
Di seberang yang lebih ke sana lagi,
saudara salah seorang pendendang desa Kelinti Capung,
bersama anak dan istrinya,
tengah bersiap untuk menyeberang ke Australia
sambil berdebar menunggu keadaan manusia
gara-gara korona.
Di antara debar-debarnya itu,
kata-katanya melantang suara indah
dari Gegutu Indah,
berkisah tentang langit
dan gajah
sedang rusa masih ingin berlari
bersama syair-syair Sumatera
dan legenda tentang negeri Segara Gunung
belum lagi selesai
Peramal dari kaum penimba air
gagal mengurai alasan orang-orang
untuk tampil palsu;
pengawal desa dari kaum isin angsat
menaiki tangga kata-katanya sendiri,
telah belajar kepada para capung
melantunkan syair
seindah dirimu.
Manshur Zikri
Yogyakarta, 14 Oktober 2020