Sembari mengingat
untaian kata Pak Sapardi,
Aku ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan suara iklan yang selalu dilampirkan
berita kepada pembaca yang menjadikannya ada.
Aku ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan jepretan citra yang dibariskan
ponsel pintar kepada pengguna yang menjadikannya hidup.
Aku ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan puisi yang dibuatkan
aku kepada Bapak Tua yang menjadikannya berada.
Aku ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan generator digital yang ditebarkan
layar supra kepada remaja yang menjadikannya jaya.
Aku ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan kata yang diucapkan
pezina kepada polisi yang menjadikannya hina.
Aku ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan kebingungan yang ditunjukkan
teman sebangkuku kepada guru yang menjadikannya tiada.
Aku
ingin disetubuhi dengan rumit;
dengan puisi yang dibuatkan aku kepada Bapak Tua
yang menjadikannya berada.
Manshur Zikri
Jakarta, 10 Mei 2019